fbpx

“I-EMC 2020”: Menggedor Potensi Numerasi Siswa Indonesia lewat Kompetisi Internasional

 20/06/2020

Penulis : Yohanes Enggar Harususilo

Editor : Yohanes Enggar Harususilo

edukasi.kompas.com/read/2020/06/20/190745471/i-emc-2020-menggedor-potensi-numerasi-siswa-indonesia-lewat-kompetisi?page=all

KOMPAS.com – Merujuk skor PISA 2018, kemampuan numerasi siswa Indonesia masih menjadi PR besar yang harus mendapatkan perhatian dalam pendidikan di Indonesia. Padahal di kancah kompetisi matematika internasional, siswa Indonesia selalu menjadi lawan yang sangat diperhitungkan. 

Guna mendorong penguatan kompetensi numerasi ini, Eduversal Indonesia menggelar “International Eduversal Mathematics Competition (I-EMC) 2020” yang akan diadakan pada 11 Juli 2020 dan melibatkan komite internasional dari Indonesia, Kanada, Amerika Serikat, Rusia, Khazaktan, Vietnam, Myanmar, Jerman hingga Brazil. 

“Selama dua belas tahun Eduversal telah menyelenggarakan kompetisi matematika nasional. Ribuan siswa Indonesia telah mengikuti kompetisi ini. Versi terbarunya adalah dimana kami mulai menyelenggarakannya secara online pada tahun 2019 kemarin,” jelas Surya Saputra Ketua I-EMC 2020.

Dalam konferensi pers media (20/6/2020), Surya menyampaikan, “Tahun ini kami berencana untuk sekali lagi meningkatkan kompetisi matematika kami ke panggung internasional dan mengadakan Kompetisi Matematika Online Internasional.” 

“Ini merupakan kompetisi yang pertama kali diadakan di Indonesia. I-EMC ini terbuka untuk pelajar dari seluruh dunia untuk menguji kemampuan matematikanya di tingkat Internasional,” jelas Surya. 

Informasi I-EMC 2020 

Surya menginformasikan, peserta dapat bersaing dalam dua level yang berbeda, yakni: 

Level Junior (pelajar berusia di bawah 14 tahun) 

Level Senior (pelajar rentang usia 14-17 tahun) 

“Sudah lebih dari 50 negara kita undang untuk mengikuti kompetisi bergengsi ini dan sudah direspon dengan baik oleh beberapa negara diantaranya Inggris, Amerika dan Brasil,” imbuhnya. 

Kompetisi akan diselenggarakan dalam 3 bahasa yaitu Bahasa Inggris, Indonesia dan Rusia. 

Alur pelaksanaan I-EMC 2020 terdiri atas:  

Pendaftaran: 8-30 Juni 2020 

Tryout : 4 Juli 2020 

Kompetisi : 11 Juli 2020 

Pengumuman : 18 Juli 2020 

“Biaya pendaftaran dikenakan sebesar 10 USD atau sekitar Rp 140.000. Selain seluruh peserta akan mendapatkan e-sertifikat, para pemenang akan memperoleh hadiah sebagai berikut; Juara pertama akan mendapat IPad Generasi 7, Juara 2 mendapatkan Samsung Galaxy Tab A 2019 10.1” dan Juara 3 memperoleh All new Kindle Paperwhite 2020,” terang Surya. Pembagian pemenang terdiri atas: 

Medali Emas: 5 persen peringkat teratas 

Medali Perak: 10 persen peringkat teratas berikutnya 

Medali Perunggu: 15 persen peringkat teratas berikutnya 

Medali Penghargaan: 20 persen peringkat teratas berikutnya 

Bagi siswa tertarik mengikuti kompetisi ini, dapat mendaftar melalui laman website resmi i-emc yaitu www.i-emc.com 

Potensi matematika siswa Indonesia 

Dalam kesempatan sama Dwi Prajitno Wibowo, Presiden Eduversal Indonesia menyampaikan ajang ini memberikan kesempatan bagi siswa berprestasi khususnya di bidang matematika untuk terus mengasah kemampuan di tengah krisis wabah pandemi Covid-19. 

“Meski skor numerasi PISA Indonesia berada di level bawah namun dalam kompetisi matematika, anak-anak Indonesia sangat diperhitungkan. Anak-anak Indonesia punya potensi,” tegas Dwi optimis. 

Dwi menambahkan, “Anak-anak Indonesia cukup punya nama dalam kompetisi matematika internasional. Mereka mampu bersaing dengan siswa China, Amerika, Rusia, atau negara pecahan Soviet yang dikenal sangat kuat matematikanya.” 

Keberhasilan negara kuat matematika ini, jelas Dwi sangat beralasan. 

“Negara-negara ini jumlah mapel (mata pelajaran) tidak sebanyak Indonesia dan matematika menjadi mapel yang diberi penekanan cukup besar, sehingga matematika di negara-negara tersebut sangat baik,” jelas Dwi. 

Selain kompetisi seperti I-EMC, Dwi melihat kompetensi guru menjadi daya ungkit peningkatan kompetensi numerasi siswa Indonesia. 

“Perlu adanya perubahan dan peningkatan kompetensi guru. Kalau kompetensi guru belum cukup baik untuk melakukan pengajaran yang lebih baik, permasalahan ini akan terus berlanjut,” tegas Dwi. Perubahan pola pikir 

Hal senada disampaikan Ade Kiki Ruswadi, Anggota Komite I-EMC. “Pelaku pendidikan harus bertanya kembali tujuan pembelajaran numerasi. Tujuan akhir ingin membentuk genarasi yang memiliki kemampuan pikir nalar yang kritis dan kreatif,” ujar Kiki. 

Namun, ia melihat saat ini Kebanyakan guru matematika masih fokus ke materi saja. Sebagian guru masih melihat matematika sebagai hafalan rumus dan kemampuan menyelesaikan tugas. Ini belum banyak berubah diubah. 

“Banyak sudut pandang harus diubah. Seperti fitness, konten belajar matematika itu hanya sebagai alat. Namun hasil akhir pendidikan kita banyak menuntut anak jago ini dan itu,” ungkapnya. 

Ia menambahkan, “Outputnya seharusnya bagaimana siswa dapat mengoptimalkan kemampuannya. Bukan membawa alat fitness setiap saat yang menjadi beban. Belajar (matematika) bukan tentang nilai.” 

Dwi menambahkan I-EMC ini diadakan bertujuan seperti pertandingan-pertandingan lain. 

Ia menjelaskan, “melalui kompetisi anak ditantang untuk menerapkan ilmu yang sudah mereka pelajari. Bukan hafalan. Kapan memanfaat gometri, kapan memanfaatkan aljabar.” 

“Matematika adalah bagaimana menyelesaikan soal-soal dengan logika berpikir yang efisien dan mengenai sasaran. (Kompetisi matematika) ini akan membantu membentuk logika berpikir,” tutup Dwi.